Kelas V Pendidikan Agama Islam Pembelajaran 8 ( Mari Mengenal Rasul Rasul Allah SWT )
Mari Mengenal Rasul-Rasul Allah
1.
Apa
makna Rasul Allah ?
Rasul
artinya utusan. Sedangkan Rasulullah artinya utusan Allah Swt., yaitu orang
yang menerima wahyu dan berkewajiban menyampaikannya kepada orang lain atau
umat manusia. Perhatikan Q.S.
al-An’am/6: 48
berikut ini.
وَمَا
نُرۡسِلُ ٱلۡمُرۡسَلِينَ إِلَّا مُبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَۖ فَمَنۡ ءَامَنَ
وَأَصۡلَحَ فَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ
Artinya:
“Dan tidak Kami mengutus para rasul
melainkan untuk memberi kabar gembira dan peringatan”.
Ayat
di atas menjelaskan tentang “alasan Allah Swt. mengutus para rasul”? Jawabannya
adalah untuk memberi kabar
gembira dan
memberikan peringatan. Kabar gembira maksudnya menyampaikan
janji Allah Swt. bagi orang yang menaati perintah-Nya. Bagi mereka diberikan
kenikmatan dan kesenangan di dunia maupun di akhirat kelak. Rasul memberi
peringatan, yaitu bagi mereka yang ingkar kepada Allah Swt. dan Rasul-Nya akan
mendapat balasan buruk yaitu neraka jahanam.
Nabi
dan rasul adalah manusia biasa, laki-laki yang dipilih oleh Allah Swt. Untuk
menerima wahyu. Sebagaimana manusia lainnya rasul pun hidup seperti kebanyakan
manusia, yaitu makan, minum, berjalan-jalan, nikah, punya anak, merasa sakit,
senang, susah, semakin tua, mati, dan sifat-sifat manusiawi lainnya.
2.
Tugas
dan Sifat Sifat Rasul Allah
Para
utusan Allah mempunyai tugas yang sangat berat, yaitu memimpin manusia agar
hidup sejahtera dan bahagia di dunia dan di akhirat. Agar tugas itu sukses dan
berhasil, mereka diberi sifat-sifat yang istimewa oleh Allah Swt. Sifat
tersebut lebih dikenal dengan “sifat-sifat wajib bagi rasul” artinya sifat yang
harus dimiliki seorang rasul.
Pertama,
rasul itu bersifat siddiq artinya jujur dan benar. Seorang rasul
selalu benar dalam perkataan dan perbuatan, mustahil dia berkata dusta atau
bohong.
Kedua,
rasul harus amānah artinya dan dapat dipercaya. Seorang
rasul mustahil khianat. Dia wajib menyampaikan amanah Allah Swt. kepada
kaumnya. Semua perkataan, perbuatan dan tindakan rasul harus benar, dan tidak boleh
ingkar janji.
Ketiga,
rasul bersifat tabligh artinya menyampaikan. Seorang rasul
harus menyampaikan pesan Allah Swt. kepada umat walaupun terasa sulit atau
dianggap membahayakan. Rasul tidak boleh menyembunyikan sesuatu yang telah
diberikan Allah Swt. kepadanya.
Keempat,
rasul bersifat fathānah artinya cerdas, pandai dan bijaksana.
Seorang rasul harus pandai dan cerdas akalnya, memiliki kekuatan berpikir yang
tinggi, dan memiliki hati yang bersih atau akal budi yang tinggi. Dengan sifat
ini, seorang rasul dapat menyelesaikan tugas kerasulannya dengan baik.
3.
Rasul
Ulul Azmi
a)
Apa
yang Dimaksud dengan Rasul Ulul ‘Azmi?
Jawaban pertanyaan di atas adalah
sebagai berikut. Ulul
’Azmi terdiri
dari dua kata, yaitu Ulul
dan al-Azmi. Ulul
atau Ulu/Uli artinya mempunyai
atau memiliki. Al-Azmi artinya
teguh atau tekad yang kuat. Ulul ‘Azmi artinya memiliki keteguhan/tekad. Kalau
disebut rasul Ulul
‘Azmi, maka
artinya rasul yang memiliki keteguhan atau tekad. Para rasul Ulul ‘Azmi memiliki keteguhan, tekad, ketabahan,
dan kesabaran yang sangat kuat, serta teguh dalam menjalankan tugasnya, yaitu
menyampaikan ajaran-ajaran Allah Swt.
b) Siapa Saja Rasul yang Tergolong Ulul ‘Azmi?
Rasul Ulul ‘Azmi itu
adalah Nūh a.s., Ibrāh³m a.s.,
Mūsā a.s., Isā a.s., dan Muhammad saw. Ayo, ikuti riwayat singkat para Rasul Ulul ‘Azmi berikut.
a.
Nabi
Nūh a.s. adalah keturunan kesepuluh dari Nabi Ādam a.s. Ia mengajak manusia agar menyembah Allah Swt. dan melarang
memperhambakan diri kepada selain Allah Swt. Tetapi manusia di masa itu tidak mengacuhkan
seruannya. Seruan Nabi Nūh
a.s. itu
mereka sambut dengan cemooh dan ejekan. Selama 950 tahun Nabi Nūh a.s. menyiarkan ajaran Allah Swt., tetapi
umatnya tetap saja ingkar termasuk anaknya sendiri yang bernama Kan’ān. Akhirnya Tuhan menurunkan kepada
mereka siksaan berupa banjir besar. Hanya sedikit orang yang selamat dari
banjir besar. Mereka yang selamat adalah para pengikut Nūh a.s.
b.
Nabi
Ibrāhim a.s. adalah anak Azar tukang membuat
patung-patung untuk dijadikan sesembahan. Nabi Ibrāhim a.s. hidup pada masa raja Namrud yang zalim,
musyrik dan kufur. Nabi Ibrāhim a.s. mengajak raja Namrud dan kaumnya agar
beriman dan menyembah Allah Swt. Ia ajak agar mereka meninggalkan menyembah
berhala. Ada banyak kesabaran dan keteguhan Nabi Ibrāhim a.s. yang dapat kita ketahui lebih lanjut.
Karena ketaatan Nabi Ibrāhim kepada Allah Swt., maka doanya dikabulkan.
c.
Nabi
Mūsā a.s. adalah putra Imrān, keturunan Bani Israil. Ia hidup pada masa raja Firaun
yang sangat zalim, mengaku dirinya Tuhan. Siapa yang tidak mau menuhankannya,
maka orang itu akan dibunuh. Nabi Mūsā a.s. terus
saja menyebarkan ajaran Allah Swt. kepada kaum Bani Israil seraya berdoa agar
diberi kawan yang membantunya. Akhirnya diberilah Harun saudaranya yang
membantu dakwahnya. Doa Nabi Mūsā a.s. dikabulkan
Allah Swt., maka Nabi Hārūn
a.s. diangkat
Allah Swt. menjadi Rasul.
d.
Nabi
isā a.s. adalah putra Maryam. Dengan kekuasaan Allah Swt. beliau
dilahirkan dengan perantaraan ibu saja. Keajaiban kelahiran ini menjadi ujian
kepada manusia, percaya atau tidak kepada kekuasaan Allah Swt. Nabi isā a.s. dalam menjalankan dakwahnya, diancam dan direncanakan untuk
dibunuh dengan cara disalib. Namun Allah Swt. menyelamatkan Nabi isā a.s. dengan cara diangkatkan ke alam ghaib (mi’raj). Ternyata
yang terbunuh adalah orang yang menyerupai Nabi isā a.s. yaitu Yahuza (Iskariot). Lihat Q.S. an-Nisa/4: 157:
وَقَوۡلِهِمۡ
إِنَّا قَتَلۡنَا ٱلۡمَسِيحَ عِيسَى ٱبۡنَ مَرۡيَمَ رَسُولَ ٱللَّهِ وَمَا
قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَٰكِن شُبِّهَ لَهُمۡۚ وَإِنَّ ٱلَّذِينَ ٱخۡتَلَفُواْ
فِيهِ لَفِي شَكّٖ مِّنۡهُۚ مَا لَهُم بِهِۦ مِنۡ عِلۡمٍ إِلَّا ٱتِّبَاعَ ٱلظَّنِّۚ
وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينَۢا
“... tidaklah mereka membunuh dan menyalib
Isa, hanya orang yang diserupakan Allah dengan Isā
a.s. yang
tersalib.”
4.
Kisah Keteladanan Nabi Muhammad saw.
sebagai Ulul ‘Azmi
Sejak
usia muda, Nabi Muhammad saw. terkenal jujur, tabah, sabar, bertanggung jawab,
dan pekerja keras sehingga diberi julukan “al Amin” artinya terpercaya. Setelah
diangkat menjadi rasul, beliau tak henti-hentinya berdakwah mengajak umat
manusia menyembah Allah Swt. dan meninggalkan kemusyrikan yaitu penyembahan
terhadap berhala.
Dalam
menyiarkan agama Allah Swt., Nabi Muhammad saw. sering dihadang, bahkan diancam
akan dibunuh oleh orang-orang kafir Quraisy. Abu Jahal adalah orang yang paling
membencinya. Pernah ketika Nabi Muhammad saw. sedang beribadah, Abu Jahal dan
komplotannya datang sengaja mengotorinya dengan najis. Namun Nabi Muhammad saw.
hanya berdoa kepada Allah Swt.: “Ya Tuhan kepada Engkau aku menyerahkan kaum Quraisy”.
Doa ini berulang-ulang beliau baca.
Dari
peristiwa itu, Nabi Muhammad saw. bukanlah sosok manusia pendendam, tidak membalas
kejahatan Abu Jahal dan kawan-kawannya dengan tindakan yang sama, cukup menyerahkan
persoalannya kepada Allah Swt. Selain jujur dan pemaaf, Nabi Muhammad saw.
sangat menyayangi anak yatim. Nabi pernah mengatakan: “ Barangsiapa yang
memelihara dan mengasuh anak yatim dengan sebaik-baiknya, kelak mereka akan
masuk surga, dan tempatnya berdekatan denganku.
Hal
ini diisyaratkan Nabi dengan jari telunjuk dan jari tengahnya yang berdekatan
dan tidak terhalang apa pun”. Begitulah kepedulian Nabi Muhammad saw. kepada
umatnya. Rasul terakhir adalah Nabi Muhammad saw., dialah nabi dan rasul
penutup, tidak ada lagi nabi dan rasul setelahnya. Karena Nabi Muhammad saw.
sebagai penutup, maka sering disebut dengan istilah khotamul anbiya’ artinya penutup atau penghabisan para nabi
dan rasul.
5.
Sikap Terpuji Para Rasul dan Rasul Ulul ‘Azmi
ü Sikap Terpuji Para Rasul
Ada sikap berbicara, sikap makan-minum,
sikap berjalan, sikap bertamu, sikap waktu belajar, sikap ketika bergaul sesama
teman, dengan guru, dengan orangtua sendiri atau dengan orang yang lebih tua,
dan sebagainya. Terpuji (mahmūdah) artinya sikap yang baik sesuai aturan agama Islam.
Misalnya jujur (al-Amanah), pemaaf (al-‘Afwu), tekun (al-Khusū’),
malu kalau diri tercela (al-Hayāu), bersih (an-Nazafah),
pemurah (as-Sakhau), sabar (as - shabru) dan seterusnya.
Sikap terpuji para rasul itu dapat
dibagi menjadi dua, yaitu sikap terpuji kepada Allah Swt. sebagai pencipta alam
semesta, dan sikap terpuji kepada sesama manusia dan alam sekitar.
Kita telah mengetahui bahwa para Rasul
itu memiliki sifat wajib, yaitu sifat siddiq artinya benar, sifat amanah
artinya dapat dipercaya, sifat tablig artinya menyampaikan, dan sifat fathonah artinya pandai dan cerdas. Selain itu, ada sifat dan
sikap yang mereka pegang teguh yaitu menyembah hanya kepada Allah Swt., Tuhan
Yang Maha Esa, taat
dan patuh kepada Allah Swt.
Para Nabi dan Rasul itu terpelihara
dari segala macam dosa, baik dosa kecil apalagi dosa besar. Tetapi sebagai
manusia biasa tidak lepas dari sifat khilaf seperti yang dilakukan oleh Nabi Ādam a.s. yaitu mendekati pohon larangan Allah
akibat godaan setan.
ü Sikap Terpuji Para Rasul Ulul ‘Azmi
Perhatikan Q.S. al-Ahzab/33: 7 berikut.
وَإِذۡ
أَخَذۡنَا مِنَ ٱلنَّبِيِّۧنَ مِيثَٰقَهُمۡ وَمِنكَ وَمِن نُّوحٖ وَإِبۡرَٰهِيمَ
وَمُوسَىٰ وَعِيسَى ٱبۡنِ مَرۡيَمَۖ وَأَخَذۡنَا مِنۡهُم مِّيثَٰقًا غَلِيظٗا
Artinya :
“Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil
perjanjian dari nabi-nabi dan dari kamu (sendiri) dari Nuh, Ibrahim, Musa dan
Isa putra Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh.”
Sikap terpuji di dalam ayat itu
terdapat kata “teguh”
, yaitu perjanjian yang teguh. Teguh
dan sanggup menyampaikan agama kepada umatnya masing-masing. Pada pelajaran
sebelumnya telah dijelaskan bahwa Ulul ‘Azmi maksudnya
teguh hati, tabah, dan sabar. Mengapa diberi gelar rasul Ulul ‘Azmi karena mereka yang paling banyak mendapat
tantangan, paling banyak penderitaan, akan tetapi mereka tetap teguh, tabah, sabar
dan terus berjuang menyampaikan pesan Allah Swt. kepada umat manusia.
ü Meneladan Rasul Allah Swt. dan Rasul Ulul ‘Azmi
Meneladan artinya mencontoh. Meneladani
atau mencontoh para rasul dan rasul Ulul ’Azmi. Seperti pesan Allah Swt. dalam Q.S. al-Ahqāf/46: 35 yang ditujukan kepada manusia termasuk
kita, yaitu:
فَٱصۡبِرۡ
كَمَا صَبَرَ أُوْلُواْ ٱلۡعَزۡمِ مِنَ ٱلرُّسُلِ وَلَا تَسۡتَعۡجِل لَّهُمۡۚ
كَأَنَّهُمۡ يَوۡمَ يَرَوۡنَ مَا يُوعَدُونَ لَمۡ يَلۡبَثُوٓاْ إِلَّا سَاعَةٗ
مِّن نَّهَارِۢۚ بَلَٰغٞۚ فَهَلۡ يُهۡلَكُ إِلَّا ٱلۡقَوۡمُ ٱلۡفَٰسِقُونَ
Artinya: “Maka bersabarlah engkau (Muhammad)
sebagaimana kesabaran rasul-rasul
yang memiliki keteguhan hati ...”.
Berikut ini contoh sifat para rasul Ulul ‘Azmi, yaitu:
ü Teguh dan sabar dalam belajar,
ü Teguh dan sabar dalam beribadah
(salat),
ü Teguh dan sabar dalam mengerjakan
tugas-tugas sekolah,
ü Teguh dan sabar dalam mematuhi orang
tua,
ü Teguh dan sabar dalam pergaulan, tidak
cepat marah,
ü Teguh dan sabar dalam mematuhi
peraturan, baik peraturan di rumah, sekolah, maupun dilingkungan tempat
tinggal.
6.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut
dengan benar dan jelas!
1)
Sebutkan arti Ulul ‘Azmi.
2)
Amanāh artinya dapat dipercaya. Jelaskan contohnya.
3)
Semua orang ingin cerdas (fat±nah)! Bagaimana caranya supaya cerdas. Jelaskan.
4)
Semua rasul membawa ajaran tauhid! Apa arti tauhid? Jelaskan.
5)
Mengapa Nabi Muhammad saw. disebut rasul terakhir? Jelaskan.
6)
Ulul ’Azmi maksudnya teguh hati. Jelaskan contohnya.
7)
Rasul Ulul ’Azmi ada 5 orang. Sebutkan.
8)
Sebutkan sifat-sifat yang dimiliki Nabi Muhammad saw. di masa
muda.
9)
Apa arti musyrik? Jelaskan.
Komentar
Posting Komentar