Kelas V Pendidikan Agama Islam Pembelajaran 3 ( Cita - Citaku Menjadi Anak Shalih )
Cita Citaku Menjadi Anak Shalih
Apakah kamu pernah mendengar ada orang bercita – cita
menjadi anak shalih ? Biasanya, kalau ada anak ditanya “ Apa cita – citamu Nak
?”. jawabannya selalu saja “menjadi dokter” atau “menjadi insinyur”, atau
“menjadi pilot”. Nah, pelajaran ini menampilkan sesuatu yang baru, yang
dipelopori oleh seorang anak yang bernama Amin. Si Amin bercita – cita menjadi
anak Shalih. Walaupun kelak menjadi dokter, tetapi harus menjadi dokter yang
Shalih atau insinyur yang Shalih dan pilot yang Shalih.
Apa arti cita – cita itu ? Menurut Kamus Besar Bahas
Indonesia, cita – cita adalah “keinginan (kehendak) yang selalu ada di dalam
pikiran, berkeinginan sungguh – sungguh”. Nah, demikianlah si Amin, selalu saja
dalam pikirannya berkeinginan menjadi anak shalih.
Kemudian, siapa yang dinamakan anak shalih itu ? Apa ciri – cirinya ? Shalih artinya baik. Anak Shalih berarti anak yang baik. Di antara ciri – ciri anak Shalih adalah taat kepada Allah SWT, jujur, setia kepada orang tua, setia kepada guru, setia kepada Kawan dan menghargai sesame.
Orang Jujur Disayang Allah SWT
Apakah kamu ingin disayang Allah ? apakah
kamu ingin jadi orang baik, dan apakah kamu ingin masuk surga ? Jawabannya,
tentu saja “ya”. Bila begitu kamu harus mempunyai perilaku jujur. Ingatlah dengan
sabda junjungan kita Nabi Muhammad SAW “Sesungguhnya
ash shidq (kejujuran) itu menunjukkan kepada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan
itu menunjukkan ke surga dan sesungguhnya seorang bermaksud untuk jujur
sehingga dicatatlah di sisi Allah sebagai seorang yang jujur. Dan sesungguhnya
kedustaan itu menunjukkan kepada kejahatan dan sesungguhnya kejahatan itu
menunjukkan kepada neraka. Sesungguhnya seorang itu bermaksud untuk berdusta
sehingga dicatatlah di sisi Allah sebagai seorang yang suka berdusta.” Dari
itu mari kita biasakan perilaku jujur.
Pertama,
jujur kepada Allah SWT. Ciri – cirinya selalu mentaati perintah Allah SWT
di mana pun dan kapanpun. Rajin melaksanakan shalat, berpuasa karena Allah SWT.
Kedua,
jujur kepada diri sendiri
Bagaimana dengan ketidakjujuran ? Perilaku tidak jujur dapat mendatangkan petaka. Contoh, bagi siswa yang menyontek ketika ujian, mereka akan dinyatakan tidak lulus.
Ketiga,
jujur kepada orang lain
Komentar
Posting Komentar